Selasa, 29 September 2015

Aliansi strategis

MEMBANGUN KEMAMPUAN
ALIANSI STRATEGIS



I. Apa dan Bagaimana Aliansi Strategis itu ?

Strategic alliance atau Aliansi strategis adalah sebuah hubungan  yangsaling menguntungkan dalam jangka panjang antara dua peserta  atau lebih untuk suatu tujuan bersama .

Aliansi strategis merupakan sebuah hubungan sinergis jika dua atau lebih organisasi  bekerjasama dalam aktivitas bisnis bersama dengan masing-masing membawa keunggulan dan kemampuan organisasinya dalam kerjasama yang saling menguntungkan.

Aliansi  strategis terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran ,  mencakup kerjasama dari kontrak sampai kerjasama equity . Berbagai bentuk Aliansi strategis telah banyak dijelaskan, termasuk didalamnya olehPorter and Fuller tahun 1986  (“International Coalitions”), atau oleh Jarillo tahun 1988 (“Strategic Network”).

Type dari Aliansi Strategis :

A. Type Kontrak :

v  Lisensi maupun Cross lisensi
v  Waralaba (Franchising)
v  Kerjasama penelitian dan pengembangan
v  Manajemen Kontrak
v  Proyek “Turnkey”.

B. Equity :
           
v  Entitas baru
o   Independent Joint Venture
o   Dependent Joint Venture

v   Entitas lama
o   Pembelian saham equity
o   Equity swap


Sebuah aliansi strategis bisa berhasil dan menguntungkan bagi perusahaan ditentukan oleh keberhasilan menjalankan Empat langkahproses yaitu :

1.    Penyusunan Strategi aliansi

Penyusunan strategi meliputi studi kelayakan aliansi, tujuanaliansi (objektive and rationale), Fokus pada masalah mendasar beserta tantangannya, strategi persiapan dan pembentukansumberdaya manusia, teknologi dan peralatan produksi.

Penyusunan strategi aliansi ini  membutuhkan sinkronisasiantara tujuan aliansi dengan strategi total  perusahaan .

2.    Penelitian calon perusahaan rekanan  aliansi

Penelitian perusahaan yang akan diajak beraliansi (calon rekanan aliansi) meliputi :

v  Penyiapan kriteria seleksi bagi calon rekanan aliansi.
v  Analisa potensi  keunggulan dan kelemahan calonrekanan,
v  Penyusunan strategi untuk mengakomodasi gaya kepemimpinan perusahaan rekanan aliansi.   
v  Meneliti motivasi rekanan untuk beraliansi.
v  Meneliti kesenjangan sumber daya dan kemampuan rekanan aliansi yang mungkin ada.

3.    Negosiasi kontrak

Negoisasi kontrak aliansi strategis meliputi :

v  Penentuan tujuan yang realistik bagi seluruh peserta aliansi.
v  Pembentukan team negoisasi yang unggul.
v  Penentuan kontribusi masing-masing rekanan aliansi .
v  Penentuan klausul pemberhentian kontrak, penentuanhukuman bagi rekanan yang berkinerja buruk.
v  Penegasan prosedur hukum yang jelas dan dimengerti seluruh peserta kontrak dan dicatat dengan jelas dalam kontrak.   


4.    Pengoperasian aliansi

Dalam pelaksaan operasi aliansi dibutuhkan komitmen dari manajemen puncak  untuk mencari dan menentukan sumber daya yang unggul, yang  akan dipakai untuk  pengoperasian aliansi, penyusunan strategi prioritas anggaran dan sumberdaya, pengukuran kinerja aliansi dan penentuan reward kinerja.

Berbagai macam keuntungan bila mengadakan aliansi strategis :

v  Meningkatkan kemampuan pendanaan dalam pengembangan serta riset produk  dan mengurangi resiko kerugian yang timbul bila gagal dalam melakukan inovasi.
v  Mengurangi product lead time (delivery time)  dan meningkatkan nilai tambah produk bagi konsumen.
v  Kemampuan untuk saling membagi ketrampilan dan asset yang tidak mudah dibangun bila masing–masing perusahaan berdiri sendiri.
v  Akses pengetahuan dan keahlian diantara perusahaan  (transfer teknologi).
v  Segera meningkatkan skala ekonomi dan  bisnis perusahaan.
v  Meningkatkan kredibilitas  dan image produk perusahaan.
v  Meningkatkan standardisasi teknologi bagi industri dan standardisasi ini akan menguntungkan bagi aliansi.
v  Meningkatkan daya saing  perusahaan, perluasan pasar maupun peningkatan pangsa pasar aliansi . 


II. Joint Venture: Trend dekade aliansi saat ini

Adalah Napoleon Hill dalam bukunya “Think and Grow Rich” menuliskan :
"You must understand how quickly people grant your requests when those requests appeal to their self-interest...
…You can have practically anything you go after."

Demikian juga dalam pembentukan aliansi strategis, maka kepentingan atau motivasi calon  rekanan aliansi  harus bisa diketahui dan bisa diyakinkan bahwa kepentingannya akan dapat dipenuhi dengan aliansi bersama kita.

Jika rekanan aliansi merasa sangat tertarik, karena kepentingannya dapat dipenuhi dengan beraliansi maka aliansi bisa segera di mulai dengan tetap bisa memenuhi kepentingan kita sepenuhnya.

Salah satu type aliansi strategis yang banyak dijalankan karena terbukti banyak menghasilkan keuntungan bersama adalah Joint Venture. 

Joint venture, menurut Chris Rempel adalah :
"A joint venture is a mutually beneficial partnership between two or more parties with complimentary resources."
Aliansi strategis seperti Joint venture ini telah diketahui sebagai cara yang paling cepat saat ini  untuk dapat meningkatkan bisnis sebuah perusahaan, meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen lebih banyak dalam jangka waktu yang tidak mungkin dapat dikejar oleh sebuah perusahaan manapun, jika sendirian .
TMEIC-GE  adalah Perusahaan Joint venture antara Toshiba , Mitsubishi electric dan General Electric USA.  Toshiba dengan keunggulan produk electronic yang berkualitas dan harga bersaing, Mitsubishi dengan produk Drive yang unggul bersama-sama bergabung dengan GE yang mempunyai keunggulan software berikut kemampuan Finansialnya . Aliansi strategis ketiga  perusahaan tersebut melalui TMEIC-GE telah menjadi perusahaan Elektrical kontraktor yang bisa bersaing melawan kompetitornya di USA seperti Siemens,  Allen Bradley, Rockwell   maupun perusahaan sejenis lainnya.
Bill gates adalah contoh  orang yang berhasil membangun  joint venture , yang membuatnya menjadi orang yang terkaya di dunia saat ini.
Bill Gates menegosiasikan kesepakatan dengan IBM, bahwa setiap Personal Computer (IBM-PC) akan dipre-install dengan system operasi dari Microsoft (MS DOS), Tapi dengan kondisi bahwa Microsoft akan terus  selamanya bisa menjadi pengembang software-software  pada IBM PC.  Kondisi ini telah memberikan “Positioning”  yang dibutuhkan bill gates untuk bisa meraih keuntungan saat pasar Personal Computer melambung tinggi.
Dan akhirnya,  pasar PC betul-betul meledak ketika IBM dan perusahan “IBM Clone” seperti Compaq memulai memproduksi masal personal computer dalam jumlah jutaan.  Joint Venture ini telah membuat Microsoft dari vendor kecil software menjadi perusahaan software terbesar di dunia .
Microsoft mempunyai product software,  IBM dan Clonenya (Compaq) telah mempunyai pasar personal computer, Joint venture mereka telah menghasilkan keuntungan bersama , konsumen mendapatkan produk personal computer yang mudah dioperasikan (user friendly) dengan O/S dari Microsoft, harga yang kompetitif karena diproduksi massal, IBM dan clonenya bisa melipatgandakan pasarnya dan Bill gates pun kemudian menjadi Trilyuner sebelum dia berusia 31 tahun.
Joint venture telah menjadi trend aliansi abad ini , persaingan yang ketat dan perkembangan teknologi elektronika yang berkonvergensi dengan telekomunikasi dan komputasi telah mendorong timbulnya banyak aliansi, beberapa hal yang sangat kita kenal  adalah aliansi antara  :
v  Sony dengan Ericsson
v  BenQ dengan Siemens
v  IBM dengan  Lenovo
Pada aliansi BenQ dengan Siemens, Konsumen sekaligus mendapat image keunggulan produk siemens dan harga kompetitif dari BenQ.
Hal ini akan sulit terjadi bila siemens, tanpa aliansi, mencoba meningkatkan efisiensi biaya produksi dengan membuka pabrik di China, seperti yang pernah terjadi , siemens telah  memproduksi Circuit breaker dan sejenisnya  di China, ternyata hal ini telah membuat image produknya sebagai produk kelas dua,  jika diketahui oleh konsumen bahwa country of origin circuit breaker adalah dari negeri china.


III.Pentingnya membangun kemampuan aliansi perusahaan

Lebih dari lima belas tahun lalu joint venture sangat sedikit jumlahnya dan terbatas ruang lingkupnya. kompetisi produk saat itu sederhana, hampir semua perusahaan tidak memerlukan peningkatan kapabilitasnya untuk bisa bersaing dengan efektif, differensiasi kadang sudah cukup, Perusahaan yang kekurangan kapasitas produksi punya cukup waktu untuk bisa meningkatkan kapasitas produksinya  atau juga bisa dilakukan dengan  membeli perusahaan lain melalui akuisisi.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat dan globalisasi,  telah menyebabkan batas-batas pasar industri yang tidak jelas.  Dibutuhkan peningkatan kapabilitas dengan segera , bila ingin tetap bisa mempertahankan posisi pasarnnya maupun meraih keuntungan dari kesempatan yang ada di pasar dunia yang sedemikian transparan.

Peningkatan kapasitas  dengan akuisisi adalah cara yang mahal, menurut John R. Harbison and Peter Pekar Jr. Ph.D  :

“Acquisitions were an expensive way to access specific capabilities beyond those traditional to your industry, because you were buying the baby and the bath water -- paying for a lot of unneeded capabilities and often getting involved in managing businesses outside your area of expertise.”

Tekanan globalisasi dan teknologi telah meningkatkan aktivitas aliansi disemua industri dalam berbagai type aliansi dan situasi. Menurut John R. Harbison and Peter Pekar Jr. Ph.D,  dalam dua tahun terakhir ini lebih dari 20.000 Corporate aliansi telah dibentuk didunia dan justru  separoh lebih merupakan  aliansi diantara Kompetitor .
Dari Survey John R Harbisson dan Peter Pekar Jr. Ph.D , diketahui bahwa :

1.      Corporate aliansi atau joint venture  telah konsisten menghasilkanReturn On Invesment  hampir 17 % bagi 2000 perusahaan didunia dalam satu dekade.  Ini berarti 50% lebih dibanding rata-rata Return On Invesment  dari semua perusahaan.

2.      Dua puluh lima perusahaan FORTUNE 500 yang paling aktif mengadakan aliansi, telah terbukti berhasil meningkatkan 17,2 %Return On Equity atau 40% lebih banyak dibanding rata-rata Return On Equity  dari perusahaan yang masuk FORTUNE 500. 

3.      Dua puluh lima perusahaan dalam FORTUNE 500 yang tidak aktif beraliansi hanya mempunyai rata-rata Return on Equitiy sebesar10.1 %   .

Dalam hidup ini kita semua belajar, hampir sebagian besar belajar dari pengalaman, dan hampir semua kasus pembelajaran akan  jadi pelajaran bagi diri sendiri.  Dilain pihak kita tidak banyak tertarik untuk belajar dari orang yang sudah lebih dulu punya pengalaman.  Demikian juga manajemen perusahaan biasanya hanya belajar dari kesalahan sendiri, Menurut riset dari John R. Harbison and Peter Pekar Jr. Ph.D dapat diketahui bahwa hampir semua perusahaan yang aktif melakukan aliansi, sudah mengetahui bahwa, “Learning by doing”,  belajar dari pengalaman, adalah cara yang sudah kuno . 


Seorang eksekutif  yang praktis bisa bicara bahwa tidak ada yang lebih baik daripada belajar dari pengalaman. 

 Dari sudut pandang tertentu  pernyatan itu benar, tapi  Sebuah Aliansi strategis  terlalu berat taruhannya bila ditangani oleh manajemen yang tidak cukup berpendidikan dan pengetahuan..  


Hewlett-Packard adalah sebuah perusahaan  yang diketahui lebih awal mengetahui pentingnya untuk mencatat semua kesuksesan aliansinya. Hewlett-Packard mengetahui bahwa aliansi adalah element penting dalam strategi pertambahan nilai. 
Antara akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an, Senior managemen Hewlett Packard memberi kesempatan bagi para managernya untukmenghadiri seminar-seminar yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis.
Saat itu, dalam tingkatan perusahaan, belum ada yang benar-benar berpikir tentang kebocoran teknologi, komitmen equity, mekanisme keluar  krisis, isu tata kelola  (GCG)  dan isu-isu  lainnya.

Saat ini Hewlett Packard telah mengembangkan program terbaik yang digerakan secara internal maupun eksternal.  Secara internal dilakukan program pengembangan dan pemeliharaan  melalui sesi training, studi kasus internal , mencari sukses factor, tool kits, check list dan  assessment internal

Semua materi ini kemudian (secara external) dikaji ulang oleh rekanan aliansi, kemudian dibandingkan dengan keberhasilan perusahaan lain.
Hewlet-Packard secara eksternal juga meningkatkan kemampuan managernya dengan mengadakan studi-studi kasus keberhasilan dari perusahaan diluar lainya.
Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat sebuah institusi mempunyai ketrampilan dalam melakukan aliansi, Booz-Allen & Hamilton telah membuat 100 set tool untuk membantu klien dalam membentuk aliansi yang 
sukses.

Ada tiga contoh cara yang bisa dipakai untuk menyebarkan pengetahuan dan pengalaman aliansi kepada karyawan atau manager perusahaan :

v    Electronics network :
 Website Xerox adalah contoh dari electronic network yang bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan aliansi , situs ini berisi kiat-kiat  (best Practices), Kebijaksanaan perusahaan (policies), dan list dari pakar-pakar aliansi baik internal maupun eksternal dan tersedia khusus buat karyawan inti perusahaan.

v   Seminar berkala :
Hewlett-Packard, sebagai contoh, telah mengadakan 50 kali 2-hari seminar  per tahun untuk mendidik 1000 eksekutifnya.

v   Resipositories pengetahuan aliansi :

FORD  Motor Company , IBM dan The Dun & Bradstreet Corporation telah membuat resipositories (database,library) agar setiap manager diantara ketiga perusahaan tersebut bisa saling mengakses pengetahuan dan ketrampilan aliansi dan bisa saling melakukan assistansi dalam aliansi.     

Menjadi pertanyaan bagi kita semua , seberapa jauh PT. Krakatau Steel secara institusi mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan aliansi strategis.

Mari kita lebih aktif dan cerdas dalam melakukan aliansi strategis, karena telah terbukti dari data diatas bahwa sebuah perusahaan semakin aktif melakukan aliansi, semakin cepat perusahaan  tumbuh dan berkembang dengan lebih  menguntungkan dan efisien. 

Setiap kesuksesan aliansi strategis akan jadi kesuksesan yang terus berulang dengan aliansi berikutnya,  jika pengetahuan dan ketrampilan aliansi bukan hanya menjadi kemampuan individu tertentu tetapi menjadi menjadi kemampuanketrampilan dan kecerdasanperusahaan secara keseluruhan sebagai sebuah institusi.

Apakah  usaha kita untuk mengadakan  aliansi  sudah benar-benar matang dalam strateginya ?  dan bisa menguntunkan krakatau steel secara corporated ? bisa menjadi market leader kembali di pasar baja Nasional ? dan menguntungkan semua share holder ..bukan cuma menguntungkan mitra aliansi yang berasal dari negara asig tersebut ?  dengan aliansi strategis , effort kita menjadi ringan , tidak terlalu besar jika dikerjakan sendirian , karena jika perlu investasi besar pun, kita bisa berbagi, juga bisa  berbagi resiko, berbagi pengalaman, berbagi sumber daya  dan kalau berhasil,..…..  dapatkah kita  bayangkan keuntungan yang akan kita raih ?


Wealth is when small efforts produce big results. Poverty is when big efforts produce small results.”   -  George David

sumber : DIPOSKAN OLEH 

Selasa, 28 April 2015

broker properti

Mengenal Broker Properti
Broker properti merupakan istilah keren dari pialang atau makelar properti. Broker berperan menjembatani penjual dengan investor atau pembeli. Keberadaan broker properti sangat membantu bagi para penjual dan pembeli yang ingin menjual, membeli atau menyewa properti yang diinginkan. Jasa broker properti dalam jual beli sewa properti ditopang oleh sinergi dukungan dari lima stakeholder utama yaitu: Pemerintah, Perbankan, Developer, Asosiasi dan Masyarakat.
Jenis
Broker properti dikelompokkan menjadi 2 (dua) yakni:
  • Broker Properti Freelance
  • Broker Properti Bersertifikat (dibawah naungan perusahaan)

Alasan mengapa Broker Properti menjadi Pilihan Pekerjaan
  • Relatif tidak memakai modal
  • Tidak terikat waktu
  • Penghasilan yang adil dan tinggi
  • Banyak relasi

Komisi
Berdasarkan pada peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 33/M-DAG/PER/8/2008 tentang Perusahaan Perantara Perdagangan Properti telah menetapkan besaran komisi untuk broker properti minimal 2 persen dari nilai transaksi.
Dalam proses deal transaksi jual beli sewa rumah, tanah dan properti lainnya; broker properti bersertifikat biasanya menetapkan standar komisi yang pasti yakni:
  • Komisi 3 % untuk harga jual lebih kecil atau sama dengan 1 M
  • Komisi 2,5 % untuk harga jual lebih besar dari 1 M hingga 3 M
  • Komisi 2 % untuk harga jual lebih besar dari 3 M
  • Komisi 5 % untuk  sewa atau kontrak

Legalitas Broker Properti
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. Mari Elka Pangestu, Ph.D telah menerbitkan peraturan Nomor 33/M-DAG/PER/8/2008 tentang perusahaan perantara perdagangan properti. Ada banyak hal yang diatur dalam Permendag Nomor 33 Tahun 2008 tersebut. Antara lain yang paling penting adalah setiap perusahaan broker harus memiliki Surat Izin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIU-P4). Izin tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Departemen Perdagangan dan setiap lima tahun SIU-P4 harus didaftarkan ulang kembali atau diperbarui.
Untuk mendapatkannya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Antara lain memiliki paling sedikit 2 (dua) orang tenaga ahli sebagai pimpinan perusahaan dan seorang broker properti. Semua bentuk perusahaan bisa mengajukan SIU-P4 baik berbentuk PT, CV, Koperasi, Firma ataupun Perorangan. Jadi broker freelance juga diakomodir dalam peraturan ini.
Dengan telah memegang SIU-P4 setiap perusahaan wajib menyampaikan laporan kegiatan perusahaan seperti hasil penjualan tahunan kepada Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Departemen Perdagangan setiap satu tahun sekali.

Bisnis Broker adalah Bisnis Kepercayaan
Ingin menjadi pengusaha dan profesional yang dipandang ? Anda mesti memenuhi kriteria pokok yakni bisa dipercaya. Kalau aspek ini sudah digenggam erat maka Anda akan lebih mudah melakukan berbagai aktivitas bisnis sebab akses telah terbuka lebar. Masyarakat bisnis akan ramah kepada Anda.
Salah satu bisnis yang sangat menekankan aspek kepercayaan adalah broker properti. Dalam lima belas tahun terakhir perusahaan broker berkembang pesat terutama di Benua Eropa, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara Asia Timur. Di Indonesia bisnis ini amat berkembang dalam 10 tahun terakhir. Ada broker yang membentuk perusahaan berbadan hukum, ada yang memilih berjalan seorang diri sebagai agen properti independen yang profesional dan ada pula yang membentuk satu kelompok broker terdiri dua orang atau lebih.
Secara sederhana bisa disebutkan bahwa broker inilah yang berlandaskan pada aspek kepercayaan. Mereka telah menjadi perantara antara penjual dengan pembeli. Mereka memudahkan orang yang hendak menjual rumah, tanah, dan properti lainnya. Demikianpun sebaliknya mereka memudahkan orang yang ingin mendapatkan rumah, tanah,  dan properti lainnya seperti yang diharapkannya.
Dalam perkembangan saat ini para broker baik berbadan hukum maupun broker independen berperan besar dalam penjualan apartemen berskala menengah maupun besar. Mereka juga memainkan peran yang penting dalam upaya menjual produk-produk properti seperti: pusat bisnis, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), mal, unit-unit rumah di perumahan besar, menengah, kecil dan sebagainya.
Biasanya, demi mengejar kinerja terbaik maka para pemain properti saling berkompetisi untuk menggaet para broker properti yang mempunyai reputasi tinggi. Karena barangsiapa memperoleh broker properti papan atas yang notabene mempunyai modal kepercayaan, ia berpotensi besar dalam meraih hasil yang optimal. Sebab para broker properti inilah yang mempunyai rentang sayap amat lebar yang bisa menjangkau konsumen. Mereka mendampingi para staff pelayanan konsumen dan calon konsumen perusahaan properti yang berkantor di lokasi proyek properti.
Dalam catatan Kompas, beberapa proyek besar apartemen di Jakarta terutama menengah ke atas memanfaatkan tenaga broker properti secara optimal. Perusahaan properti memperoleh manfaat karena proyeknya mendapat pasar yang cukup baik sementara broker properti memperoleh fee yang bukan main besarnya.
Para broker properti independen juga meraih hasil yang bagus. Bagi yang mempunyai jaringan luas, mampu bekerja keras dan bisa dipercaya maka akan memperoleh kompensasi jasa yang besar. Beberapa broker properti ini menyatakan bahwa mereka bisa memperoleh Rp. 150 juta perbulan jika lagi beruntung. Dan'cuma' Rp. 25 juta perbulan kalau sedang apes.

Namun di balik berkilaunya bisnis broker properti ini, beberapa broker senior menyatakan keprihatinannya atas ulah sejumlah broker yang kurang menekankan aspek kejujuran. Ada broker yang menjual 10 apartemen akan tetapi hanya melapor menjual tiga apartemen. Menjual tiga apartemen tetapi menyatakan tidak menjual sama sekali. Atau berhasil menjadi perantara penjualan tiga unit rumah hanya melaporkan satu ke induk broker properti. Ini memang masalah yang memprihatinkan.
Seorang pengusaha properti menyatakan dapat 'memahami' kalau tingkat ketidakjujuran itu pasti ada. Misalnya kalau menjual 10 unit tetapi melaporkan hanya tujuh unit. Namun dapat dikatakan keterlaluan jika penjualan 10 unit tetapi melaporkan hanya dua atau tiga unit saja. Dan inilah fenomena yang seringkali terjadi.
Persoalannya bukan semata jujur atau tidak jujur, untung besar atau untung kecil, berkinerja baik atau buruk; akan tetapi sebuah bisnis dan pekerjaan harus dilakukan dengan menekankan pada aspek kepercayaan. Karena kalau aspek ini sudah diabaikan dan nilai-nilai luhur sebuah bisnis tidak digenggam erat lagi maka bisnis tersebut pasti tidak akan bertahan lama. Sejarah panjang para pebisnis dunia dan juga pebisnis Indonesia sudah membuktikan hal itu. Oleh sebab itu janganlah bermain-main dengan  kejujuran dan kepercayaan.
Bisnis broker properti kini tengah berkembang pesat. Akan sangat bernilai kalau para pelaku di dunia bisnis ini menjalankan pekerjaannya dengan hati dan nurani.

Broker adalah Penghubung antara Penjual dan Pembeli
Di Indonesia, nama seorang broker belumlah terlalu harum jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Di negara seperti Amerika pendapatan dari seorang broker properti termasuk dalam 5 (lima) pendapatan tertinggi yang bisa melebihi pendapatan seorang Presiden Amerika. Di Indonesia sendiri belum sepenuhnya seperti demikian akan tetapi sudah menunjukkan ke arah yang lebih baik. Hanya perlu diberikan lebih banyak lagi ilmu tentang properti terhadap para pelaku di bidang properti akan pentingnya 'image' seorang broker properti dengan cara memberikan pelayanan yang lebih baik. Selain itu seorang broker properti bisa dikatakan sebagai 'wakil Tuhan' dalam mengabulkan doa dan impian keluarga akan sebuah 'cita-cita' yang didambakan keluarga.
Broker dalam dunia properti dapat dikatakan sebagai orang yang menjadi penghubung antara penjual dan pembeli sehingga terjadi transaksi jual beli properti.
Broker sebenarnya adalah seorang 'problem solver' yang membantu memecahkan masalah antara penjual dan pembeli properti sehingga seorang penjual dan pembeli properti dapat bertransaksi lebih aman, lebih cepat dan lebih efisien dengan harga yang sesuai.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai broker properti maka kita harus memahami terlebih dahulu ruang lingkup pekerjaannya. Secara umum pekerjaan broker properti adalah menyusun Program Pemasaran Properti yang sistematis diantaranya sbb:
  • Membuat Database Listing
  • Membuat iklan baik melalui brosur, papan promosi, iklan media cetak, radio/tv maupun media internet
  • Mengantar calon pembeli ke lokasi yang diinginkannya
  • Membantu proses negosiasi
  • Melakukan kegiatan Open House
  • Memberi Laporan lisan maupun tertulis kepada klien mengenai perkembangan negosiasi
  • Bekerja sama dengan pihak Notaris yang terpercaya dan berpengalaman
  • Mengumpulkan, Mengecek Persyaratan dan Kelengkapan Data penjual ataupun pembeli yang dibantu oleh Notaris dan Instansi yang berwenang. Data dari pihak penjual dan pembeli berupa KTP, Akta Nikah, Akta Kelahiran Anak (jika diperlukan) dan Kartu Keluarga
  • Mengecek Keabsahan dan kelengkapan Dokumen properti berupa Sertifikat bangunan dan tanah yang Asli, IMB, AJB sebelumnya, bukti lunas PBB dan bukti lunas biaya lainnya
  • Mengingatkan pihak penjual akan biaya yang harus ditanggungnya berupa PPH, pelunasan PBB sampai dengan tahun terakhir, pelunasan iuran kebersihan, rekening listrik, air, telepon sampai bulan terakhir dan pembayaran komisi 2 %; 2,5 %; atau 3 % dari nilai transaksi kepada broker properti yang bersangkutan
  • Mengingatkan pihak pembeli biaya yang harus ditanggung yakni BPHTB (pajak pembeli) dan biaya notaris (biaya akta jual beli dan balik nama)
  • Membantu lancarnya transaksi Jual Beli Properti

Dengan adanya broker properti yang menangani setiap proses Jual Beli Properti tentunya akan memudahkan pihak penjual dan pihak pembeli dalam bertransaksi. Itulah mengapa sejak awal dikatakan bahwa broker properti dapat memberikan bantuan dalam transaksi jual beli properti agar transaksi dapat berjalan dengan aman (keabsahan dan legalitas terjamin), efisien (biaya yang dikeluarkan relatif sedikit jika dibandingkan resiko yang mungkin dihadapi) dan efektif (proses transaksi dapat lebih cepat tercapai).